THE FAMILY
T H E F A M I L Y
.
.
.
3 - Chained up
No... no, no, no
She fucked up so bad.
Menggengam sebuah kotak kacamata berisi sebilah pisau lipat, Maria berlari turun.
Ia tak bisa membuat bossnya dalam bahaya.
Apalagi karena kecerobohannya sendiri.
"Mau kemana?" suara dingin menyapu pendengarannya begitu saja. Pandangannya bergerak ke sumber suara.
Tangannya gemetar, jantungnya berdegub kencang seiring darah yang terus dipompa ke tubuhnya.
Oh Shit
Koridor yang menghubungkan ruangan tersembunyi dengan balkon dan anak tangga tiba-tiba saja penuh dengan segerombol pria dalam pakaian serba hitam.
"Apa kau bisu? atau kau musuh yang menyelinap?" suara itu lagi. Maria mau tak mau mengedarkan padangannya dan mencari pemilik suara.
Seorang pemuda bersurai ash-gray.
Tubuhnya yang tinggi menonjol diantara pria-pria sekitarnya, tatapannya tajam, sorot mata beriris hitam itu berkilau dibawah pantulan cahaya bulan.
"Maria!" Chloe naik dengan buru-buru sebelum terhenti saat melihat situasi di depannya.
Diam-diam Maria bersyukur Chloe muncul, ia tak tahu apa yang akan ia lakukan jika terus berada di situasi ini.
"Brother Yeol?" Maria mengrenyitkan dahinya. Chloe memanggilnya siapa?
"Bagaimana keadaan dibawah, Chloe?" Pria itu berkata tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari Maria.
"Semua terkendali, 'Beta' sudah mencari dimana tuan Lucci berada..."
"Ah, begitukah?"
...
Tak sedikitpun Maria pikir hidupnya akan berubah sedrastis ini dalam waktu kurang dari 2 minggu.
Setiap malam, ia akan pulang ke apartemen, mandi, makan malam makanan yang ia beli di resto pinggir jalan, lalu beristirahat. Di akhir pekan ia akan tidur lebih larut untuk menonton drama favoritnya dan bangun lebih siang esok harinya.
Hal simple yang ia anggap biasa saja, menjadi hal yang sangat ia rindukan akhir-akhir ini.
Malam ini, alih-alih berjalan ke apartemen usai turun dari halte bus. Ia menemukan dirinya duduk di sebuah mobil dikelilingi tiga pria asing. Ditambah tak ada pembicaraan apapun diantara mereka.
Suara deru mobil dan nafas-lah yang memenuhi seluruh atmosfirnya sekarang.
Maria bisa gila kapan saja.
Dia mengacaukan segalanya, dia tau itu.
Dan dia sedang berpikir konsekuensi apa yang harus dihadapinya sekarang.
Nona Rin tak mau menatapnya, bahkan Chloe pun memberinya tatapan yang- entahlah dia tak bisa mengartikan tatapan pemuda cantik itu.
Ia mengatupkan tangan, menghela napas dan berdoa. Ia hanya ingin pulang dengan selamat. Hanya itu.
Diiin!!
Maria terperanjat. Sebuah dinding beton tinggi dan gerbang hitam dari kayu pohon Redwood.
Gerbang terbuka, jalanan panjang terbentang di depan mereka.
Sekeliling mereka gelap. Sejauh maria mampu melihat, ia tak menemukan bangunan apapun. Hanya pepohonan dan jalanan yang berkelok juga menanjak.
Delapan menit setelah mereka memasuki gerbang, ia melihat cahaya di ujung jalan.
Dari kejauhan, Maria melihat sebuah rumah besar. Mereka berhenti di gerbang lain, dan masuk saat gerbang itu terbuka.
Ia menjulurkan kepalanya ke jendela, rumah itu tak begitu tinggi, mungkin sekitar dua atau tiga lantai saja namun sangat luas dan terhubung antara satu bangunan dengan yang lain.
Pepohonan, tanaman, batu, air. Elemen alam sangat terasa disini.
Dindingnya sebagian besar dari batu granit hitam, menyatu dengan eksterior dari partisi kayu mahogani.
Beberapa mobil berjajar di area parkir, Maria turut berjalan keluar. Udara dingin langsung menggigit kulitnya.
Ia berada di tengah hutan. Ia yakin itu. Tapi dimana ada hutan di kota ini?
"Hei, cepat masuk!" menoleh ke arah suara, tiga pria yang bersamanya tadi sudah berjalan mendahuluinya.
Sebuah kolam alami tepat di tengah halaman, di tengahnya lagi dibangun sebuah tempat bersantai lengkap dengan batu sungai dan Fire-pit juga sofa batu yang nyaman.
Tempat ini luar biasa. Benar-benar indah dan tersembunyi dari luar.
Maria berjalan menapaki tangga, setapak-demi setapak. Ia melirik sekitar.
Banyak orang disini, dan semuanya asing baginya.
Orang-orang itu berpakaian gelap, dan memberi Maria tatapan tajam.
Mengingatkannya pada hal yang ia alami di Bar.
Bagian dalam tak kalah luar biasa. Sebagian besar rumah terbuat dari batu granit hitam. Langi-langit tinggi dan kaca-kaca besar.
Sentuhan Modern-minimalism sangat kental di rumah ini.
Ia sibuk memandangi interior rumah sebelum pandangannya tertuju pada Chloe.
Chloe melepas pakaian glamornya dan berganti dengan setelan yang lebih casual.
Kemeja biru muda dengan celana katun berwarna hitam. Choker hitam yang biasa ia kenakan pun tampak melingkari lehernya.
Wajahnya tak dipoles make up, rambutnya pun kembali seperti biasa.
Sisi maskulin nampak dari Chloe yang satu ini meski tak menutupi fakta bahwa ia tetaplah manis.
Kalau ada orang yang berkata bahwa Hermaphroditos bereinkarnasi dan menunjukkan foto Chloe padanya. Mungkin ia akan percaya.
Chloe adalah perwujudan sempurna dari Maskulin dan Feminime.
"Cukup sampai disini. Saya yang akan membawa dia.." Ketiga pria di depan Maria membungkuk sebelum berjalan pergi.
"Chloe sebenarnya apa yang-"
"Aku sarankan untukmu menutup mulut begitu kita melangkah masuk, Maria..." suaranya dingin.
Maria tak menyahut, ia mengangguk dan membiarkan Chloe membuka pintunya.
Di dalam, beberapa orang sudah duduk disana.
Empat laki-laki dan dua perempuan. Termasuk Nona Rin dan pria yang dipanggil 'Brother' oleh Chloe.
Tiga orang lain duduk di sofa panjang berwarna beige. Seluruh ruangan itu berwarna hitam atau abu-abu gelap. Jadi sofa dan karpet juga chandelier panjang diatas mereka sangat menonjol.
tak jauh dari mereka duduk ada meja dan kursi lain lengkap dengan rak buku dinding yang sangat tinggi.
Atmosfir di ruangan itu terasa mencekik.
"Aku sudah membawanya," Chloe melangkah masuk. Ia memberi sinyal pada Maria untuk duduk di kursi yang tak jauh dari mereka.
"Apakah kita masih menunggu seseorang?" Chloe mengedarkan pandangannya sejenak sebelum mengangguk.
"Kita kekurangan satu orang," tepat setelah Chloe mengatakan itu, seseorang membanting pintu.
"Aku sudah bilang berkali-kali untuk tak gunakan areaku brengsek," Maria bergidik.
"Kita butuh tempat lain, mengertilah itu," perempuan yang duduk di sebelah Rin menyahut sembari terkekeh kecil.
"Alihkan sebagian uang untuk mencari tempat baru sialan, apa aku harus mengajukannya?" suara itu berasal dari perempuan lain. Tubuhnya mungil. Sangat kecil dibanding seluruh orang di ruangan ini. Mungkin sekitar 149 cm?
Surai hitam sebahu-nya dipadu dengan shade biru. Wajahnya jelas tak menampakkan rasa senang, sorotnya sangat tajam dan dalam. Seakan mampu menembus hingga jiwa siapapun yang ditatapnya.
"Kita akan bahas itu nanti, oke? ada yang lebih penting sekarang," Perempuan yang duduk di sebelah Rin menjawab. Wajahnya jauh lebih ramah, pun sempat beberapa kali tersenyum ke arahnya.
Dibanding Chloe, perempuan ini punya sisi yang lebih maskulin. Surai panjang tak mampu menutupi karismanya, apalagi dengan setelan kemeja dan coat berleher lebar.
"Ini sudah keberapa kali kau kuperingatkan?" gadis bertubuh kecil tak mau mengalah begitu saja.
"Aku janji ini untuk terakhir kalinya," kali ini Rin yang menyahut. Tapi jawabannya justru memperburuk suasana.
"Aku tak bicara denganmu, sialan," Maria shock. Kata-katanya sangat kasar, anehnya tak ada yang protes ataupun buka suara. Semuanya seakan sudah terbiasa dengannya atau...
Takut.
Menghentakkan kakinya ke lantai, gadis mungil itu berjalan dan membanting dirinya ke single-arm chair di sisi yang berlawanan dari mereka.
Maria mendongak, ia tersentak saat melihat gadis itu menatapnya. Dengan tatapan luar biasa sinis dan arogan.
"Soal apa lagi kali ini?" Perempuan berwajah tampan tadi buka suara.
"Sir Lucci,"
"Aku sudah peringatkan padamu sebelumnya kan?" suara gadis mungil itu datar tapi sangat dingin. Maria melihat nona Rin menutup matanya. Seakan ia mengakui kesalahannya.
"Aku minta ma-"
"Itu salahku!" Maria sontak buka suara. "- akulah yang lalai, aku yang ceroboh. Bukan nona Ri-"
Prang!
Suara pecah datang bersamaan dengan Maria yang membeku di tempat.
Sesuatu baru saja dilempar ke arahnya. Ia yakin sekali.
Hiasan kaca di belakangnya hancur dan pecah berkeping-keping. Tapi bukan itu yang mengejutkannya. Melainkan apa yang menjadi penyebab kaca itu pecah.
Sesuatu yang menancap di dinding.
Pisau buah.
Maria menoleh, Gadis bertubuh mungil tadi berdiri dari posisinya. Sebuah nakas putih berada di samping sofa yang ia duduki dan diatasnya ada sekeranjang buah.
"Aku tidak suka diinterupsi,"
"Jangan kelewatan, Anne!" tak ada senyum di wajah perempuan maskulin tadi.
"Aku harus peringatkan dirimu berapa kali lagi, Yuza?" sengit. Keduanya saling pandang.
Dari samping, Chloe memandang Maria dengan tatapan apa-yang-kau-lakukan-bodoh!
"Bisakah kita bahas ini pelan-pelan saja? Aku mewakili yang lain meminta maaf karena tak mendengar peringatanmu. Dan sialnya setiap kali kita mengabaikan ucapan Anne kita pasti akan langsung terlibat masalah," Perempun maskulin yang dipanggil Yuza tadi tersenyum. Ucapannya secara instan meredakan amarah gadis mungil bernama Anne tadi.
Dua menit keheningan kembali menyelimuti mereka. Sorot mata Anne masih sama tajamnya, tapi setidaknya wajah gadis itu menunjukkan emosi yang mulai stabil.
Yuza tersenyum simple sebelum menepuk tangannya, meminta perhatian dari mereka.
"Aku sudah mendengar alasannya dari Rin, dan aku perlu konfirmasi ulang kepada Hyun mengenai Maria. Yeol, bisakah kau meminta Hyun datang ke ruanganku besok pagi?" Pandangan Yuza beralih ke pemuda jakung tadi.
"Yes, Ma'am"
"Good. Soal Maria, akan kita serahkan dimana dia?" pertanyaan itu diutarakan pada mereka, meski tepatnya pertanyaan itu hanya ditujukan pada Anne.
"Aku lebih menyarankan dia menjadi Grunts, atau paling tidak Associate.." kali ini pria dengan kulit sedikit tan yang buka suara.
"Aku memikirkan hal yang sama Kai. Tapi, itu akan menyulitkan kita. She got no skills.." Maria mengrenyit bingung. Kenapa harus dipermasalahkan? tidakkah dirinya disini hanya untuk melunasi hutang?
"Aku tau apa yang kau pikirkan, tapi ingat kau sudah bersumpah pada Hyun akan menuruti apapun perintah kami.." Maria menegakkan punggungnya, Anne melirik ke arahnya dan berkata seperti itu, seakan-akan Anne mampu membaca pikirannya.
"Bagaimana menurutmu? Anne?" Anne memejamkan matanya sejenak sebelum memijit pelan pelipisnya dan menghela napas.
"Berikan dia pada salah satu Handlers untuk menjadi bawahannya. Perlakukan dia sebagaimana kita memperlakukan grunts. Hanya karena dia mampu duduk disini bersama kita bukan berarti posisinya spesial. Claude berikan laporannya padaku besok sore, Yuza kau yang memutuskan akan memberikan Maria pada siapa.Yang jelas, tanamkan di otak kalian terutama Hyun dan kau Claude!"
Anne menunjuk ke arah Chloe. "Klub Heaven's hill adalah Frontliner kita jadi jangan memasukkan sembarang orang kesana. Sejak awal aku sudah peringatkan untuk selalu gunakan tempat yang berbeda. Jangan bertingkah seolah-olah kita ini keluarga miskin, perintahkan Yeol untuk memperluas wilayah jika kalian sebodoh itu untuk mencari tempat lain. That's it, now get the fuck out!"
Maria masih duduk di ruangan itu saat satu persatu anggota sudah berjalan keluar meninggalkan Maria dan Chloe juga pemuda jakung bernama Yeol tadi.
"Aku tau banyak hal berkelebat di kepalamu, aku janji akan memberitahumu perlahan. Namaku Chanyeol, aku kakak dari Claude, atau kau bisa memanggilnya Chloe..." Maria, entah kenapa sudah tak terkejut lagi.
"Sebenarnya, siapa mereka?" Chanyeol tertegun sejenak. "Ah? mereka? Chloe, kau belum memberitahunya?" Pandangan Chanyeol beralih ke adiknya.
"Nona Rin tidak membolehkannya dulu," Chanyeol mengangguk sekenanya. Ia merogoh ponsel dan mengetik sesuatu.
"Chloe dan beberapa guardku akan mengantarmu pulang, aku sudah mengirimkan file yang harus kau ingat dan sampai jumpa besok pagi.."
"Besok pagi? apakah kita akan bertemu disini lagi?" Langkah Chanyeol terhenti.
"Ah benar, tempat ini adalah Rumah gadis kecil tadi. Dan seperti yang kau lihat, ia sangat tidak suka ada orang di wilayah teritorinya, jadi kita akan bertemu di base. Guard yang mengantarmu malam ini juga yang akan menjemputmu besok. See ya!"
....
Maria tiba di apartemennya. Satu-satunya tempat dimana dia bisa kembali bernapas.
Limbung, ia jatuh merosot dibalik pintu dan menyadari tubuhnya gemetar.
Ia menangis, apa hal yang diperbuat olehnya sampai ia harus terlibat dengan mereka? apa yang ia lakukan? bukan dirinya yang menikmati uang haram itu tapi kenapa dia yang harus menanggung dosanya?
Ia yakin ia tengah terjerembab dalam lingkaran gangster sekarang
atau lebih parah lagi...
Mafia.
Sesuatu yang selama ini diromantisasi di serial film, drama, atau diharapkan banyak perempuan karena mereka pikir menjadi anggota mafia itu menyenangkan. Memiliki banyak orang yang bisa diperintah.
Bullshit
Ia tak tahu berapa kali dalam hari ini ia hampir mati karena shock.
Ia bahkan hampir kehilangan wajahnya karena lemparan pisau buah dengan niatan membunuh didalamnya
Semuanya terasa tak nyata. ia harap ia bisa terbangun dari mimpi buruk ini dan bekerja di tempatnya seperti biasa.
Drrt..drrt..
"Please get ready around 8 a.m" pesan singkat dari Chloe menyadarkannya kalau ini bukan mimpi.
Ia melangkahkan kakinya masuk, menjatuhkan diri ke atas ranjang dan menenggelamkan beban tubuhnya kesana.
Ia lelah, ia hanya ingin tidur. Mental dan fisiknya tak sanggup menahan semuanya lagi.
Drrt..drrt..
Ponselnya bergetar untuk yang kesekian kali. Sebuah pop-up notification muncul di laman lockscreen-nya.
Sebuah File.
P R O F I L E S
[OH SEHUN]
Age: 25
Current Afilliations: Leone Family
Position : Caporegime [Public Image & Relations]
Sex : Bisexual
Crimes :
- Violence
- Murder
- Perampokan
Warning :
Don't trust anyone. He always on the Lookout.
[ XIUMIN KIM]
Age : 35
Current Affiliation : Leone Family
Position : Caporegime [Intelligence Gathering]
Sex : Straight
Crimes :
- Violences
- Manslaughter
- Manpulation
-Accesory to Murder
Warning :
Beware with your move
[KAI]
Age : 26
Current Affiliation : Leone Family
Position : Caporegimes [Money Flowing]
Sex : Pansexual
Crimes :
- Perampokan
- Pencurian uang
- Pembantaian
- Kekerasan antar gang
- Penghindar pajak
Warning :
Don't you dare to play with his Money. He could sense it.
[CHANYEOL]
Age : 27
Current Affiliation : Leone Family
Position : Caporegimes [Territorial Expansion], Yuza's right hand man
Sex : Gay
Crimes :
- Pembunuhan berencana
- Pembunuhan tingkat 2, 3, 4
- Pembantaian
- Pyromaniac
- Perampokan
Warning :
He protects their territory at all times. Do not provoke. He loves to burn down his victim instead killing them with one shoot
[CHLOE/CLAUDE]
Age : 19
Current Affiliation : Leone Family
Position : Associates [Spy, Lure, Distraction]
Sex : Bisexual
Crimes :
- Pencurian besar
- Perampokan/ Percobaan perampokan
- Violence
- Pembunuhan tingkat 3
Warning :
Do not trust, Do not let his word fools you. Wherever he is, the other are never far behind.
[BAEKHYUN]
Age : 25
Current Affiliation : Leone Family
Position : Associate [Spy, Distraction]
Sex : Gay
Crimes :
- Penipuan
- Pembunuhan
- Violences
- Tresspasing
Warning :
Do not let his beautifull face fools you. He loves to blow your head with his gun.
[RIN HWANG]
Age : 23
Current Affiliation : Leone Family
Position : Family's princess, Classified Spy
Sex : Straight
Crimes :
- Penipuan
- Tax Evaders
- Violences
Warning :
Bertugas untuk aktifitas di permukaan, Don't trust anyone! She can be anyone, at any bussiness. She's always on the lookout!
[ANNE WOLFGANG]
Age : 23
Current Affiliation: ??? Family
Position : Consigliere [Family's head & brain]
Sex : Straight
Crimes :
- Pembunuhan tingkat 1, 2, 3, 4
- Dalang dibalik pembantaian, pembunuhan, perampokan organisasi
- Melarikan diri dari tkp kejahatan
- Violence
Warning :
Boss's right-hand man, very powerful, strategic informator, the third in command, always around her boss, had someone to protect her even when not visible at all times, Very Dangerous, Do Not Provoke, Death Follows.
[YUZA CHOI]
Age : 24
Current Affiliation : Leone Family
Position : Underboss
Sex : Bisexual
Crimes :
- Pembunuhan tingkat 1, 2, 3, 4.
- Percobaan pembunuhan
- Violences
- Kabur dari tempat kejahatan
Warning :
Very Dangerous, 2nd in Command, Powerful and skilled combat, do not approach, or you will killed within a second if she wanted to.
[KRIS WU]
Age : 32
Current Affiliation : Leone Family
Position : The Don [Family's Head Boss]
Sex : Bisexual
Crimes :
[UNDETECTED]
Warning :
EXTREMELY DANGEROUS! IF YOU GET IN HIS WAY, YOU'RE DEAD! APPROACH WITH CAUTION, HIS MEN ARE EVERYWHERE.
Maria tak berkedip menatap deretan informasi itu. Ia telibat dengan anggota elite, bahkan Chloe pun bukan anggota sembarangan.
Begitu jemarinya menyentuh dasar post, file itu otomatis langsung corrupt dan menghilang.
Ia gemetar. Firasatnya benar. Ia tak hanya beurursan dengan gangster biasa melainkan Mafia.
Mafia keluarga terbesar di kota ini.
Leone Family.
Maria meringis. Ia menatap pesan yang dikirimkan Chloe beberapa detik yang lalu.
"Kalau aku jadi kau, aku akan buang jauh-jauh pemikiran untuk mencoba kabur. They'll eventually going after you and you'll realize there's no way to hide.."
"See you tomorrow.."














Saya candu.
BalasHapusSekian.